[FANFICTION] The 7th Boys (Chapter 1: Where It All Begin)

tumblr_lx9xl5st2i1r7vkoyo1_500

“Behind that populer images, they have a complicated love back there.”

Storyline by: AhterKim

Photo source by:pinkfinite tumblr

Main Cast: Jung Eunji & Nam Woohyun.

Support Cast: All member APink & INFINITE.

Genre: Slice of life, Romance, School

Rated: PG-14

Previous Chap: [Teaser – Cast Introduction]

Author Notes: Oremanieyo, yeorobun! TwT Aduh maaf sebanget-bangetnya author baru muncul di permukaan/? Huhuhu maklum bentar lagi mau UN jadi harus prepare dan gak sempet mampir kesini T_____T At least author udah update chapter 1 dulu, next chapter as soon as possible pasti author post. Terima kasih dan maaf buat readers yang udah nunggu T_T. Dont forget RCL yha! ;3 Enjoy~

Continue reading

[FANFICTION] ZWART (Last Book “Black Angel”)

zwart

Tittle : ZWART (Last Book “Black Angel”)

Main Cast : 1. Kim Myungsoo (INFINITE)

2. Bae Suzy (Miss A)

           Other : Lee Sungyeol (INFINITE),Choi Jinri (fx), Kim Ahyoung   (Girl’s Day), Jang Dongwoo (INFINITE), Hwang Tiffany (Girls Generation), Lee Howon (INFINITE), Kim Sunggyu (INFINITE), Nam Woohyun (INFINITE), Jung Hyerim (A-pink), Jung Soojung (fx)

Genre : Romance, Friendship, Fantasy, Action, Adventure

Author : LAWLIET

Type : Chaptered

Rating : PG-15

Continue reading

[FANFICTION] ZWART (Book 10B “Before the Dawn”)

zwart

Tittle : ZWART (Book 10B “Before the Dawn”)

Main Cast : 1. Kim Myungsoo (INFINITE)

2. Bae Suzy (Miss A)

           Other : Lee Sungyeol (INFINITE),Choi Jinri (fx), Kim Ahyoung (Girl’s Day), Jang Dongwoo (INFINITE), Hwang Tiffany (Girls Generation), Lee Howon (INFINITE), Kim Sunggyu (INFINITE), Nam Woohyun (INFINITE), Jung Hyerim (A-pink), Jung Soojung (fx)

Genre : Romance, Friendship, Fantasy, Action, Adventure

Author : LAWLIET

Type : Chaptered

Rating : PG-15

Continue reading

[FANFICTION] ZWART (Book 10A “Before the Dark”)

zwart

Tittle : ZWART (Book 10A “Before the Dark”)

Main Cast : 1. Kim Myungsoo (INFINITE)

2. Bae Suzy (Miss A)

           Other : Lee Sungyeol (INFINITE),Choi Jinri (fx), Kim Ahyoung (Girl’s Day), Jang Dongwoo (INFINITE), Hwang Tiffany (Girls Generation), Lee Howon (INFINITE), Kim Sunggyu (INFINITE), Nam Woohyun (INFINITE), Jung Hyerim (A-pink), Jung Soojung (fx)

Genre : Romance, Friendship, Fantasy, Action, Adventure

Author : LAWLIET

Type : Chaptered

Rating : PG-15

Continue reading

[FANFICTION] RESTRAINT “Chap Three”

restraint cover

Tittle : Restraint “chap three”

Cast : Kwon Sohyun (4Minute)

Lee Byunghun (TeenTop)

Leo (Vixx)

Other Cast: Park Myungeun (lovelyz), Kim Myungsoo (INFINITE), Lee Sungyeol (INFINITE), JIN (BTS), Kim Jaejoong (JYJ), Lee Minyoung (Miss A), Lee Howon (INFINITE) and Others

Genre : Fantasy, Romance, Action, Mistery

Author : Greentea

Length : Chaptered

annyeong readers~ ketemu lagi yeay.. karena gatau mau ngomong apaan.. jadi langsung aja, happy reading~

>Chap One<

>Chap Two<

Angin berhembus ringan mengiringi suara langkah kaki yang sayup-sayup terdengar. Kesunyian berganti dengan hadirnya beberapa langkah kaki dari arah berlawanan dan terdengar suara-suara dari kejauhan.

“Jadi? Sebenarnya apa tujuan kalian kesini?” Eunji berbicara sambil menggiring pasukan Negeri Kaze menuju academy militer Kota Greeny yang berada disalah satu sudut kota yang jauh dari keramaian.

“Raja Kim yang mengundang kami kemari” Min menjawab pertanyaan Eunji dengan semangat. Ia menyukai sambutan para penduduk kota yang baik dan bersemangat karena mereka tidak sombong seperti rumor yang beredar diluar. Tentu saja ada beberapa orang pengecualian. Continue reading

[FANFICTION] ZWART (Book 9 “The story that you never know.”)

zwart

Tittle : ZWART (Book 9 “The Story that You Never Know”)

Main Cast : 1. Kim Myungsoo (INFINITE)

2. Bae Suzy (Miss A)

           Other : Lee Sungyeol (INFINITE),Choi Jinri (fx), Kim Ahyoung  (Girl’s Day), Jang Dongwoo (INFINITE), Hwang Tiffany (Girls Generation), Lee Howon (INFINITE), Kim Sunggyu (INFINITE), Nam Woohyun (INFINITE), Jung Hyerim (A-pink), Jung Soojung (fx)

Genre : Romance, Friendship, Fantasy, Action, Adventure

Author : LAWLIET

Type : Chaptered

Rating : PG-15

Continue reading

[FANFICTION] RESTRAINT “Chap Two”

restraint cover

Tittle : Restraint “chap two”

Cast : Kwon Sohyun (4Minute)

Lee Byunghun (TeenTop)

Leo (Vixx)

Other Cast: Park Myungeun (lovelyz), Kim Myungsoo (INFINITE), Lee Sungyeol (INFINITE), JIN (BTS), Kim Jaejoong (JYJ), Lee Minyoung (Miss A), Lee Howon (INFINITE) and Others

Genre : Fantasy, Romance, Action, Mistery

Author : Greentea

Length : Chaptered

halooooo~ akhirnya bisa post FF ini lagi.. setelah banyak kendala terjadi,, dan maaf atas ngaret yang luar biasa ini, karena laptop author harus nginep di tukang service beberapa hari.. eh pas balik gataunya masih rusak duhh sedih sekali.. sampai akhirnya berminggu-minggu laptop dirawat dan kembali lagi ke tangan author, dan yang awalnya dibilang data-data didalam laptop gak bisa terselamatkan yang artinya cerita-cerita yang udah author ketik gak bisa selamat, author udah pasrah banget huhuhu tapi gak nyangka ternyata masih bisa terselamatkan. dan waktu laptop balik maaf banget gak bisa langsung post padahal ceritanya emang udah selesai dari kapan tau. karena author masih kangen-kangenan gitu deh hehehehe dan saat mau ngepost barusan betapa shocknya author karena laptop mati mendadak karena colokannya kesenggol T-T (batre laptopnya author lepas jadi colokan sangat berpengaruh)  jadi males ngedit lagi, jadi maaf kalo banyak typo dan hal-hal lainnya. maap deh ya kebanyakan curhat~ selamat membaca semoga tidak membosankan.

-Happy Reading-

Continue reading

[FANFICTION] ZWART (Book 8 “Gone”)

zwart

Tittle : ZWART (Book 8 “GONE”)

Main Cast : 1. Kim Myungsoo (INFINITE)

2.  Bae Suzy (Miss A)

           Other : Lee Sungyeol (INFINITE),Choi Jinri (fx), Kim Ahyoung  (Girl’s Day), Jang Dongwoo (INFINITE), Hwang Tiffany (Girls Generation), Lee Howon (INFINITE), Kim Sunggyu (INFINITE), Nam Woohyun (INFINITE), Jung Hyerim (A-pink), Jung Soojung (fx)

Genre : Romance, Friendship, Fantasy, Action, Adventure

Author : LAWLIET

Type : Chaptered

Rating : PG-15

Hello~ Sesuai janji author,ZWART akan tamat paling lambat akhir taun 2014. Jadi author sampe begadang buat ngebut ceritanya T_T Terimakasih untuk yang udah ngikutin sampe part ini. Author cinta kalian!! Sesuai dengan judul chapter ini Gone, siapa yah yang akan gone? Hehehe btw Happy Sunday semuaa!! Jangan lupa RCL seperti biasa ^^ Happy reading….

Book 1    : “The Last Blood

Book 2    : “Angel & Demon

Book 3    : “That Rainy Day

Book 4    : “Lost of Red

Book 5A : “We are Brother?” | Book 5B : “We are Brother

Book 6    : “End of Me

Book 7    : “Past that Comes Back”

ZWART

Book 8 “GONE”

Berlari

Berlari adalah satu-satunya yang bisa mereka lakukan pada malam itu. Mereka berlari sekuat tenaga, tak mempedulikan barang-barang yang tertinggal. Lolongan keras dari belakang punggung begitu menakutkan.Tak ada kesempatan untuk bernafas tak ada kesempatan untuk menyeka keringat atau menyeka darah sekalipun. Kepalanya benar-benar pusing melihat dan mendengarkan semua ini, terlebih lagi jeritan tetangganya yang berakhir dengan sebuah bunyi tembakkan melengking.

Lelaki paruh baya berjanggut coklat tersenyum pada anak kecil dengan rambut coklat panjang. Anak itu mendongak menatap pria yang diketahui adalah ayahnya dengan tatapan kosong dan dingin. Lelaki berjanggut itu mengulurkan tangannya dan mengusap puncak kepala anak perempuan yang menatapnya kosong dan membisu.

“Suzy, kau jangan khawatir. Kau tunggulah disini, ayah pasti kembali. Ayah janji.” Ayahnya menggendong tubuh mungilnya dan menaruhnya di gudang yang gelap. Pria itu berbalik dengan buru-buru dan mengunci pintu gudang dari luar.

Suzy menatap pintu dengan tajam. “Ayah tak perlu berbohong, ayah pasti tidak akan kembali.” Bisik Suzy sambil memeluk erat boneka beruangnya. Malam itu adalah malam dimana bulan berubah menjadi merah, seluruh keturunan Bae akan kehilangan kekuatannya pada malam itu. Dan malam inilah yang dijadikan kesempatan bagi kaum militer untuk membantai seluruh darah Bae.

Apa salah keturunannya? Apa salah orangtuanya? Apa salah Suzy?

Benar seperti perkiraannya. Ayahnya tak kembali lagi, sudah hampir enam jam Suzy menunggunya. Gudang itu sangat gelap dan sesak. Suzy menenggelamkan wajahnya pada boneka beruang yang ia peluk sejak tadi. Ia tak akan menangis, ayah bilang seorang iblis tak akan pernah menangisi kematian seseorang. Suzy diajarkan seperti itu sejak kecil, diajarkan untuk menjadi seseorang yang tidak punya hati nurani. Maka dari itu ia tak keberatan ayahnya dibunuh, ia tak takut melihat kematian. Toh, memang sudah kodrat bagi iblis untuk melihat sesuatu yang mengerikan.

Suzy memicing ke bawah sela pintu, ia melihat ada bayangan. Sepertinya ada orang di balik pintu. Apakah itu ayahnya? Atau jangan-jangan orang jahat yang akan membunuhnya juga? Suzy beringsut mundur.

Pintu terbuka perlahan, menampakkan seorang lelaki berbadan tinggi dan berambut hitam legam. Ia berjalan perlahan mendekatinya. Suzy hanya menatapnya dengan tatapan tajam di sudut gudang. Laki-laki itu sepertinya prajurit dari pihak militer. Tangan kanannya masih menggenggam pistol perak yang mengilap dan pakaiannya menunjukkan jelas bahwa ia dari pihak militer. Setengah wajahnya tertutup oleh masker hitam sehingga Suzy tak bisa melihat wajahnya.

Lelaki itu menyelipkan pistol peraknya dan berjongkok di hadapan Suzy. Barulah Suzy dapat dengan jelas melihat sorot matanya yang tajam.  Mata yang familiar, mata elang yang selalu memancarkan sesuatu yang mampu membuat siapapun berdebar. Mata yang sudah sangat sering menatapnya. Lelaki itu mengulurkan tangankanannya, ia mengusap kening Suzy dengan lembut dan mengecupnya.

Jantung Suzy berdegup kencang, matanya melebar sebelum ia merasa sangat mengantuk dan akhirnya jatuh tertidur di pelukan lelaki bermata elang itu.

“Myungsoo!”

Suzy terperanjat. Jantungnya masih berdegup kencang, peluhnya pun menetes. Suzy menyeka peluhnya dan mengatur nafas. “Mi.. mimpi?” Suzy melihat ke sekeliling. Dia ada di atas pohon, bagaimana bisa? Belum seluruh nyawanya terkumpul tiba-tiba sesuatu yang berwarna hitam pekat melesat ke hadapannya dan mendorongnya hingga terjatuh ke tanah.

“Suzy!” Teriak Jinri yang sedang menghindar dari makhluk hitam itu atau yang disebut ‘Fleguel.’

“Apa yang terjadi?” Suzy meronta, berusaha melepaskan makhluk hitam yang mulai melumer dan menempel seperti lem di tubuhnya. “Lepaskan aku!” Pekiknya ketika perlahan makhluk itu mulai melahapnya perlahan.

Wussshhh…

Seperti ada sesuatu yang berwarna putih melesat dengan cepat dan mengenai tepat di punggung makhluk hitam itu. Makhluk hitam itu melolong sebelum tubuhnya perlahan hancur dan lenyap menjadi debu hitam yang mengepul.

Kim Myungsoo berdiri di hadapan Suzy yang terkapar dengan mengacungkan pistol peraknya yang masih mengeluarkan asap. Lelaki itu hanya menatapnya tajam tanpa mengeluarkan kata-kata lalu ia berjalan mendekat dan menarik tangan Suzy, membantunya berdiri. “Ini untuk terakhir kalinya aku menolongmu. Jangan sampai tertangkap.” Ucapnya masih dengan nada dingin. Ia berbalik, “Kau mengerti kan? Mulai sekarang aku akan fokus melindungi Ahyoung.” Kemudian ia berlari menjauh dan beralih melindungi Ahyoung dari serangan Fleguel.

Suzy diam terpaku. Mata itu, pistol itu, tangan lembut itu. Semua itu benar-benar sama dengan mimpinya tadi. Apakah mimpinya barusan berati sesuatu?

Tiba-tiba Jinri berlari ke hadapan Suzy dan membuat sebuah perisai air yang melindungi mereka dari serangan Fleguel. “Kau ini kenapa malah bengong?!” Jinri mendorong Fleguel menjauh dengan perisainya.

Setelah berhasil kabur dari Jendral Sunggyu, mereka kembali harus dihadapkan dengan sekelompok makhluk hitam Fleguel. Seingat Suzy mereka sedang berlari sebelum akhirnya ia merasa sangat mengantuk dan tertidur saat perjalanan. Dan saat terbangun ia sudah berada di atas pohon. Apa yang terjadi? Ia seharusnya tak tertidur secara tiba-tiba bukan?

Suzy memastikan sekelilingnya. Di sudut sana ada Sungyeol yang juga sedang bertarung melawan Fleguel walaupun seluruh senjatanya tidak mempan terhadap makhluk hitam itu tapi ia tetap berusaha melawannya dan melindungi Hyerim. Orang bodoh, ia justru melindungi Hyerim bukannya Jinri. Terlihat jelas orang itu ingin menjaga kepercayaannya pada Woohyun. Sementara Jinri, wanita itu tampaknya mengerti akan perilaku Sungyeol. Walaupun ia terbilang lemah dalam menyerang tapi ia sekarang malah tampak seperti pelindung yang melindungi Suzy saat ini. Entah apa tujuan anak ini tapi sepertinya Jinri memang melakukan ini karena ia telah menganggap Suzy sebagai..

Temannya.

Sementara itu, Myungsoo. Lelaki itu tentu saja melindungi adiknya yang tercinta. Lalu Suzy menyadari kejanggalan diantara mereka. Terutama pada Ahyoung, ada yang aneh pada kilatan matanya. Suzy bisa merasakan aura panas yang bertabrakan dengan aura dingin. Aura panas yang pasti berasal dari Ahyoung dan aura dingin yang sudah pastti dimiliki oleh Myungsoo.

Lalu apa peduliku?

Tak kuat menatap mereka berdua Suzy pun memalingkan wajahnya. Ia menahan tangan Jinri yang sejak tadi melindunginya. “Terimakasih, sekarang giliranku.”

Jinri pun tersenyum. “Silahkan, tuan puteri Bae.”

Suzy tertawa sekilas mendengar pujian Jinri. “Kau lebih baik bersiap, aku mungkin akan sedikit berlebihan.” Karena ia sedang emosi. Pikirnya.. “Semuanya, berdirilah di dekatku.” Perintahnya.

Setelah semuanya berkumpul di dekatnya. Suzy menarik nafas dalam sambil menutup matanya kemudian ia menghembuskannya bersamaan dengan membuka sebelah matanya yang telah berubah menjadi merah. “Rasakan ini.” Udara di sekeliling tubuhnya mulai bergerak melingkar dengan cepat. Membuat sebuah pusaran angin yang berputar mengelilingi mereka ber-enam. Kali ini Suzy merasakan sesuatu yang berbeda mengalir di nadinya. Suzy tersenyum sinis. Pusaran angin yang semula hitam tiba-bia berubah menjadi merah menyala seperti gangsing yang berputar cepat, dan  membuatnya terlihat menjadi Iblis sempurna.

Suzy mendapatkan  kekuatan baru ini tepat sebelum kematian Krystal. Suzy tak mungkin melakukan sesuatu yang sia-sia. Suzy mengambil kekuatan cahaya merah milih Krystal sebelum Krystal menghembuskan nafas terakhirnya.

Suzy mengepalkan tangannya membuat lingkaran angin merah itu melebar dan mendorong para Fleguel menjauh, namun tak membunuh mereka. “Myungsoo, bisa kau tembakkan peluru istimewamu itu pada angin merah yang bergerak mengelilingi kita?” Pinta Suzy walaupun sebenarnya ia enggan.

Tak banyak bicara, dengan dingin Myungsoo mengangkat pistol peraknya, menarik pelatuknya dan  menembakkan peluru istimewanya.

Bzzzzztttt….

Peluru itu menyatu pada angin yang bergerak dengan sangat cepat. Setelah peluru Myungsoo menyatu sempurna dengan angin merah, pusaran angin itu mengeluarkan percikan-percikan petir dan membuat satu persatu Fleguel yang menyentuhnya pun lenyap menjadi debu hitam.

Mereka menutup telinga ketika pusaran angin itu mengamuk dan meledak di sekeliling mereka. Pepohonan di sekitar mereka tumbang dan terlempar beberapa meter, tanah di sekeliling mereka pun retak dengan cepat.

“Done.”

Terakhir, angin berhembus kencang ketika pertunjukkan angin merah itu selesai.  Yang tersisa hanyalah mereka ber enam di tengah pepohonan yang tumbang.

“Kau, menakutkan..” Ahyoung berujar, ia bertepuk tangan pelan kagum dengan kemampuan Suzy. Ia menunduk tan tersenyum misterius.

Suzy yang terengah-engah memicing pada Ahyoung. “Itu tak seberapa.” Sahutnya.

Sungyeol mengusap peluhnya. “Untunglah, kalian semua tidak apa-apa?”

“Ya.” Myungsoo menyelipkan pistolnya pada sabuknya dan menepuk tangannya dari kotoran. Kemudian ia beralih pada Suzy, sebenarnya ia ingin bilang ‘Kerja bagus’ padanya tapi kalimat itu tertahan karena Myungsoo masih menyimpan amarah padanya. Perempuan berdarah dingin yang tidak punya hati. Dan lihatlah sekarang, Suzy menatap Ahyoung lekat dengan mata iblis itu. Tunggu, sebuah tatapan yang tidak biasa. Suzy menatap Ahyoung tanpa berkedip, sementara Ahyoung merasa ketakutan ditatap seperti itu.

“Sudah kubilang jangan menatapnya dengan mata itu! Kau menakutinya.” Myungsoo memperingati Suzy lalu menarik Ahyoung dan merangkulnya.

Suzy tersenyum sinis. “Sudah kuduga, aku memang curiga padamu.” Suzy mendekati mereka berdua, Myungsoo menghalangi Ahyoung ketika Suzy menghujam Ahyoung dengan mata merahnya. Jengkel dengan perilaku Myungsoo yang melindunginya, Suzy mendorong Myungsoo hingga tersungkur kemudian kembali menatap Ahyoung.

Ahyoung yang ditatap seperti itu menjadi gugup dan gemetar. “A.. apa?”

Suzy tertawa menakutkan. “Kau pikir kau bisa membodohiku ya? Aku tahu kau itu sebenarnya…… Ukkhh!!” Tiba-tiba lehernya serasa dicekik entah kenapa. “Kau.. Akhh!” Ada yang aneh, ada sesuatu yang rasanya tak membiarkan Suzy mengatakan yang sesungguhnya. Lehernya akan terasa dicekik ketika ia akan mengungkapkan kebenaran. Suzy melebarkan matanya pada Ahyoung dan menatapnya tajam.

Dia bukan Ahyoung!

Suzy hanya bisa berteriak dalam hati. Mata iblisnya dapat melihat wujud asli perempuan itu. Sial sepertinya ia yang melakukan ini pada Suzy. Ia yang tidak membiarkan Suzy untuk mengatakan yang sesungguhnya. Suzy dapat melihat seringaian di wajah perempuan itu. Suzy hanya bisa berkata ‘sialan’ berulang-ulang kali dalam hatinya. Suzy mengambil pedangnya dan mengangkatnya hendak menyerang wanita yang ternyata bukan Kim Ahyoung itu.

“Hentikan dia!” Teriak Myungsoo yang masih tersungkur.

Dengan Sigap Sungyeol menahan tangan Suzy, Jinri menahan badannya dan Hyerim menahan kakinya.

Suzy membabi buta. “Lepaskan aku! Aku harus membunuh wanita ini!”

Myungsoo beranjak dan berdiri di hadapan Ahyoung melindunginya. “Belum puas kau membunuh Krystal sekarang kau hendak membunuh adikku juga hah? jangan-jangan kau akan membunuh semua orang yang berada di dekatku, apa benar begitu?”

Sungyeol, Jinri dan Hyerim tersentak ketika mendengar pernyataan Myungsoo tentang Suzy sudah membunuh Krystal.

Wajah Suzy memerah menahan amarah. “Diam kau! Kau tidak tahu apa-apa. Minggir!”

“Tidak akan! Bunuh saja aku tapi jangan bunuh Ahyoung.”

Suzy berhenti meronta ketika mendengar kata itu. Ia menunduk dan terkehkeh pelan, rasanya ia benar-benar kehilangan kewarasannya. “Aku tidak akan membunuh orang yang kucintai.”

“Aku tidak mau tahu soal cinta.”

Suzy terdiam, pandangannya meremang dan akhirnya menjatuhkan satu butir airmata. “Arra, kau sudah bilang itu untuk yang kedua kalinya. Baiklah..” Suzy mengangkat wajahnya yang sudah basah akibat airmata. “Aku tidak akan menghiraukanmu jika suatu saat kau menyesali semua ini.” Dengan satu hentakan keras Suzy pun terlepas. Ia berbalik dan berlari menjauhi mereka.

“Suzy!” Teriak Jinri. “Hey, aku akan mengejarnya. Kalian jangan kemana-mana.” Ucapnya sambil menarik paksa Hyerim agar mengikutinya.

“Ya ya ya ya, aku juga ikut!” Ucap Sungyeol.

Jinri menggeleng, “Tetaplah disini, ini urusan perempuan. Kau paham?” Jiri berlari bersama Hyerim tak mempedulikan Hyerim yang protes.

“Dasar.” Cibir Sungyeol. “Myungsoo, bagaimana bisa Krystal terbunuh?” Desak Sungyeol secara tiba-tiba.

“Apa aku harus menceritakannya?” Jawab Myungsoo.

Sungyeol berdecak tak habis pikir, Myungsoo memang suka membalikkan pertanyaan. “Ya tentu saja, kau harus menceritakan semuanya. Bagaimana bisa Krystal terbunuh? Dan bagaimana bisa Ahyoung kembali?”

“Sebentar..” Merasa lelah Myungsoo pun duduk diikuti dengan Ahyoung dan Sungyeol. Myungsoo menghela nafas sejenak sebelum bercerita. “Krystal dibunuh oleh Suzy, aku tak tahu mengapa ia melakukan hal itu. Tapi hal itulah yang membuatku marah padanya hingga saat ini. Lalu Ahyoung, entahlah bagaimana ia bisa kesini namun tiba-tiba ia muncul di atas bukit. Aku bersyukur untuk yang satu ini.” Myungsoo merangkul Ahyoung dan tersenyum padanya, sementara Ahyoung hanya menunduk malu. “Lalu, kau sendiri apa yang kau temukan di perjalanan?”

Sungyeol memutar bola matanya dan menghela nafas. “Tidak ada, aku hanya membawa Woohyun dan Hyerim. Ah tunggu, aku menemukan ini..” Sungyeol menunjukkan kalung berliontin matahari yang tergantung di lehernya. “Aku menemukan ini di Goa, kalung ini pasti mempunyai fungsi. Kau tahu apa fungsinya?”

Myungsoo memicing memperhatikan kalung itu. “Hmm, molla. Tapi simbol mata hari itu sama seperti simbol yang ada pada tangan Krystal.”

“Nnggg.. sepertinya aku pernah melihat kalung itu.” Ucap Ahyoung sedikit ragu.

“Benarkah?” Tanya Sungyeol dengan mata yang berbinar.

“Ya, Lee Howon pun memilikinya.”

Myungsoo dan Sungyeol mengerutkan keningnya seketika. “Lee Howon? Dari mana kau tahu ia memiliki kalung yang sama?”  Tanya Sungyeol.

“Eh, nngg. Aku melihatnya di mimpiku samar-samar.”

Sungyeol memiringkan kepalanya dan berpikir. “Menurutku itu bukanlah mimpi. Pasti kau benar-benar melihatnya kan?”

Myungsoo mendelik pada Sungyeol. “Kau jangan menekannya, Ahyoung tidak tahu apa-apa.” Lagi-lagi Myungsoo melindunginya.

Sungyeol mengibas-ngibaskan tangannya dan buru-buru menyangkal setelah melihat tatapan tajam Myungsoo. “Tidak-tidak, aku tidak menekannya. Hanya saja, ucapannya memang benar. Aku menemukan kalung ini di dalam sebuah kotak emas. Di bantalan dalam kotak emas itu tercetak jelas ada bekas dua kalung. Sementara yang kutemukan hanya satu dan yang satunya sudah hilang.” Sungyeol mengusap dagunya. “Oh!!” Sungyeol menjentikkan jarinya. “Howon masih keturunan darah Lee, ia pasti mengetahui keberadaan Goa nenek moyang Lee itu. Pasti dia datang ke Goa itu lebih dulu dan mengambil satu kalung.”

Myungsoo hanya menggedikkan bahunya tak tertarik. “Kalau begitu kalian memang sangat manis mempunyai kalung pasangan seperti itu.”

“Yaish jangan cemburu seperti itu!” Sungyeol menampar bahu Myungsoo dengan sangat keras dan sukses membuat Myungsoo mengaduh kesakitan.

“Ya! Sakit. Untuk apa aku cemburu dengan sesama jenis?” Myungsoo balas memukul Sungyeol lebih keras.

Sungyeol meringis dan tertawa kemudian, sudah lama mereka tidak bercanda. Sungyeol berdeham dan kembali berwajah serius. “Kalau Howon saja mengambilnya. Lalu untuk apa benda ini?” Sungyeol mengacak-acak rambutnya sendiri frustasi.

“Molla molla molla! Kau sendiri yang terlalu menganggap serius soal kalung itu kenapa jadi kau yang frustasi sendiri?” Myungsoo menggeleng ikut frustasi melihat temannya yang frustasi.

Ahyoung mengepalkan tangannya di depan mulut. “Hehehehe.” Ahyoung terkehkeh geli melihat tingkah mereka berdua. “Hehehe, kalian lucu sekaligus menggelikan hahaha.” Akhirnya tawa lepas itupun tampak di wajahnya yang terbilang cantik.

Myungsoo hanya mendengus dan tersenyum simpul melihat adikknya tersenyum. Ahyoung pasti sudah lama sekali tidak tertawa.

*****

“Tangkap dia bodoh! Bagaimana sih menagejar dia saja tidak bisa!!” Omel Hyerim pada Jinri ketika mereka tengah berlari mengejar Suzy yang berlari sangat cepat di depan mereka.

Jinri hanya berdecak ria sedari tadi. “Siapa yang bodoh hah? Kenapa bukan kau saja yang menangkapnya?” Jinri menjulurkan tangannya. Berusaha menangkap Suzy dengan air yang dikendalikannya dari bawah tanah, tapi sangat sulit. Tanah yang mereka pijaki sekarang lebih kering dari sebelumnya.

“Dasar tidak punya bakat!” Hyerim mengeluarkan tali tambang dari tas kecilnya, ia mengikat ujungnya dan memutarnya di atas kepala layaknya koboy sebelum ia melemparnya jauh kedepan. “Hhahaha! Aku diajari tekhnik menangkap ini dari Nam Woohyun sayang.” Belum mulutnya tertutup untuk mengakhiri ucapannya, tali yang ia lempar tak mengenai sasaran dan malah melilit dan menyangkut pada ranting pohon di atasnya.

Jinri tertawa. “Siapa yang tidak punya bakat?” Jinri berlari mendahului Hyerim yang masih menganga. “Kau sebaiknya siapkan obat penenang!” Perintahnya untuk terakhir kali sebelum ia berlalu. Jinri melompat dan menggapai tali menjuntai yang disebabkan Hyerim. Ia mengayunkan kakinya untuk mengayunkan tubuhnya lebih jauh, Jinri melepaskan pegangannnya dan melayang menyusul Suzy yang berlari.

“Kena!”

Jinri mendarat tepat di atas Suzy dan menangkapnya. Mereka tersungkur dan terseret beberapa meter ke depan. Jinri mengeratkan pegangannya pada tubuh Suzy ketika perempuan itu mulai menjerit dan meronta untuk melepaskannya.

“Yaaa! Bawa penenangnya!” Teriak Jinri tak kuat menahan tenaga Suzy yang lebih besar darinya.

Hyerim berhenti berlari di hadapan mereka. Ia membuka tas kecilnya dan mencari-cari sesuatu disana dengan buru-buru. “Ini dia.” Hyerim mengeluarkan botol kecil berisi cairan hijau. Ia berlutut dan memaksa Suzy untuk meminumnya.

“Kau tidak salah obat kan?”

Hyerim menutup botolnya kembali. “Tidak, dia tidak akan kehilangan kesadarannya. Tenang saja.”

Beberapa detik kemudian Gerakan Suzy pun melemah dan akhirnya berhenti. Gerakkannya tergantikan dengan airmata yang terbendung dan jatuh dengan cepat. “Huweeeeeee…” Ia meledakkan tangisannya.

“Wae? Kenapa kau menangis?” Jinri merangkul Suzy agar dapat duduk dengan benar. “Suzy, ceritakan padaku, apa yang terjadi padamu belakangan ini?”

Hyerim menghela nafas dan duduk di hadapan mereka. “Sebenarnya aku tidak mau tahu, tapi aku jadi penasaran saja kenapa iblis sepertimu bisa menangis.”

“Hush, dia juga perempuan normal seperti kita.” Jinri Menendang Hyerim pelan. “Sudahlah Suzy tidak bagus menangis seperti ini, kau bisa ceritakan pada kami tentang masalahmu. Kita teman bukan?” Jinri menepuk punggung Suzy dengan lembut.

Entah efek obat penenang atau apa, tapi Suzy merasa nyaman diperlakukan seperti ini. Rasa nyaman yang berbeda ketika bersama Myungsoo. Apakah ini yang namanya teman? Suzy menahan isakkannya. “Myungsoo yang membuatku seperti ini.”

Hyerim memiringkan wajahnya dan bergeser mendekat mulai tertarik dengan topiknya. “Jadi kalian saling mencintai?”

Suzy menggeleng. “Sepertinya sekarang sudah tidak.. hiks. Dia sendiri yang berkata ia tidak ingin aku mengungkit-ungkit lagi soal cinta. Memangnya apa salahku? Huwaaaaa..” Suzy kembali menangis.

“Eish eish, sudah. Myungsoo hanya sedang bingung Suzy-ah, lambat laun ia akan mencarimu lagi. Percayalah.” Jinri menarik Suzy dan memeluknya berusaha menenangkannya. “Saat ini ia sangat senang akan kedatangan adiknya, makanya ia tak ingin kehilangan fokus pada adiknya ia hanya tak ingin kehilangan adiknya untuk yang kedua kali.”

Suzy mendorong Jinri dan mendesis kesal. “Kau tidak tahu. Aku berusaha melindunginya tapi dia tidak percaya padaku. Dia malah memakiku dengan sebutan-sebutan kejam. Kau tak tahu betapa terlukanya aku saat ia bilang ia ingin menjauh dariku. Brengs*k, dia membuatku mabuk dan melayang pada awalnya tapi setelah itu ia melepaskanku dan membiarkanku terhempas dengan keras.” Suzy memeluk lututnya.

Hyerim mengangguk-angguk. “Ya, memang pria kebanyakan seperti itu. Tapi menurutku wajar jika dalam suatu hubungan selalu ada goncangan. Aku dan Woohyun pun tak jarang bertengkar, dan itu membuatku harus menaikkan dosis racun cinta yang kuberikan agar Woohyun bersikap baik lagi padaku hahaha.” Hyerim tertawa kikuk sambil menggaruk kepalanya. “Tapi, dengan adanya suatu masalah itu akan membuat hubunganmu semakin erat dan kuat.”

Suzy hanya bisa menggeleng-geleng dengan matanya yang ‘teler’. “Jika kau dan Woohyun akan semakin erat jika dihadapkan suatu masalah, maka aku dan Myungsoo akan berusaha menghancurkan hubungan demi terselesaikannya suatu masalah. Ya, begitulah Myungsoo. Myungsoo yang lebih memilih Krystal, Myungsoo yang lebih memilih Ahyoung. Ah tidak dia bukan Ahyoung dia adalah….. Uhuk uhuk.” Lagi-lagi lehernya terasa dicekik jika ia ingin mengungkapkan sesuatu tentang Ahyoung. “Ya, kalian berhati-hatilah terhadap Ahyoung. Jika aku tidak bisa meyakinkan Myungsoo. Bantulah aku agar meyakinkannya. Kumohon.” Suzy terjatuh dan bersandar di bahu Jinri.

Mereka merasa kasihan melihat Suzy yang sekacau ini, setahu mereka Suzy adalah seorang Letjen yang tegas, pantang menyerah dan segala sesuatu yang ada padanya adalah sesuatu yang paling sempurna. Tapi kenyataannya, ia bisa juga jatuh seperti ini hanya karena seorang laki-laki.

Melihat itu mata Hyerim menjadi berkaca-kaca, mengingat Woohyun juga sedang tidak berada disisinya. Sontak reflek kedua tangannya terulur dan memeluk Suzy. “Bersabarlah, Myungsoo butuh waktu untuk menyadari betapa berharganya dirimu. Ia butuh waktu untuk menyadari bahwa betapa dirinya sangat membutuhkan dirimu.” Hyerim menangis tanpa sadar. “Jangan sampai kalian terpisah, kalian akan menyadari betapa menyakitkannya disaat kalian sudah terpisah satu sama lain.”

Jinri juga ikut memeluk Suzy. “Hyerim benar, teruslah bersamanya.”

Suzy memejamkan matanya di tengah pelukan hangat mereka. Dalam hati ia berterimakasih, ia masih memiliki teman yang memandang dirinya sebagai manusia biasa yang kadang bisa terjatuh seperti sekarang.

Gomawo..

“Kalian kemana sih? Lama sekali.” Tiba-tiba Sungyeol muncul di hadapan mereka. Ia tersenyum sambil melipat tangannya melihat para wanita yang sedang berpelukan. Di belakangnya ada Myungsoo yang tentu saja menggandeng tangan Ahyoung.

“Sungyeol? Kemari-kemari!” Jinri mengisyaratkan Sungyeol agar menghampirinya.

“Apa?”

“Kau gendong Suzy ne? Dia lemas setelah diberi obat sementara kita harus lanjutkan perjalanan.”

Mendengar permintaan Jinri Sungyeol pun melebarkan matanya dengan sempurna. “Apa? Kau kira aku pengasuh wanita, seenaknya saja kau menitipkan orang.” Setelah Woohyun yang menitipkan Hyerim padanya sekarang Jinri yang menyerahkan Suzy. “Kenapa kau tidak suruh Myungsoo saja?” Sarannya yang dibalas Jinri dengan tatapan tajam.

Sungyeol melepas lipatan tangannya malas. “Hahh, baiklah.” Ia menunduk dan menarik tangan Suzy dengan cepat ia membalikkan tubuh Suzy dan memposisikannya di punggungnya, kedua tangan kuatnya menahan beban tubuh Suzy yang tidak terlalu berat. Kemudia Sungyeol melirik sinis pada Myungsoo. “Kau harus membayar ini nanti.” Ancamnya.

Myungsoo hanya mematung melihat pemandangan di depannya. Suzy hanya diam saja saat Sungyeol menariknya dan menggendongnya, padahal Myungsoo tahu Suzy masih sadar. Myungsoo menatap tajam Sungyeol dan Suzy. Tubuh bagian depan Suzy menempel telak pada punggung Sungyeol, sialan Sungyeol pasti merasakannya! Myungsoo menggeram dalam hati, dasar perempuan bernama Suzy itu kenapa tidak menolak saja? Perempuan itu malah memejamkan matanya, membenarkan posisi dan memeluk leher Sungyeol. Dan wajahnya wajahnya wajahnya!! Wajahnya terlihat sangat nyaman berada di posisi itu.

“Sh*t men, aku tidak kuat melihatnya!!”

“Umm, Oppa tidak apa-apa?” Tanya Ahyoung dengan wajah polosnya, heran dengan wajah Myungsoo yang tiba-tiba memerah dan genggaman tangannya mengeras.

Myungsoo tersadar, “Oh, oh.. aku tidak apa-apa. Ayo, yang lain sudah mulai berjalan.” Myungsoo menarik tangan Ahyoung untuk segera berjalan menyusul mereka berempat.

*****

Sementara itu di padang rumput yang luas tampaklah dua orang pria yang saling berhadapan sambil terengah-engah. Rumput-rumput yang semula berhamparan dengan rapi sekarang sudah berubah sekian persen menjadi tanah gundul yang menghitam akibat ledakan. Asap yang menggulung diatas mereka adalah akibat dari terbakarnya rumput dan pepohonan di sekeliling mereka.

Woohyun jatuh berlutut di hadapan Sunggyu. Wajahnya sudah penuh dengan memar, bibir dan hidungnya sudah mengucurkan darah segar. Tangan kirinya sudah tidak berfungsi lagi akibat beberapa tulang yang patah. Sial, ini pasti akan jadi akhir dari hidupnya.  Ia sudah mati-matian melawan Sunggyu namun Jendral itu masih beberapa tingkat lebih kuat dibandingkan dengannya.

Sunggyu tersenyum di hadapan Woohyun. Wajahnya tak jauh berbeda dari Woohyun, memar di sana-sini, beberapa gigi yang tanggal dan luka robek di sana sini. Ia harus bertepuk tangan untuk yang kali ini,  tak salah ia membangga-banggakan Woohyun selama ini. Ia memang patut diacungkan jempol, Sunggyu sudah mengeluarkan hampir semua tekhnik terbaiknya tapi Woohyun dapat menghindar dan menangkisnya  dengan baik. Terutama kemampuan Woohyun yang dapat membaca dan memecahkan tekhnik yang dikeluarkan Sunggyu, membuat Sunggyu kebingungan harus menyerangnya dengan apa. Bukan hanya itu, Woohyun bahkan tak tanggung-tanggung ketika menyerang Sunggyu. Dia dapat membaca  titik dimana Sunggyu lengah, sudah tiga kali Sunggyu menginjak ranjau yang disembunyikan dengan baik. Tapi, yang menang tetaplah yang terkuat.

“Haruskah aku memanggilmu Woohyun saja sekarang hm?” Sunggyu menaikkan dagu Woohyun dan menatapnya sinis. “Pada akhirnya kau hanyalah bawahanku. Entah kau kupanggil Woohyun atau Letkol Nam.” Sunggyu mendorong dan menghempaskan Woohyun dengan keras.

“Arghh!” Woohyun meringis ketika tangan kirinya terbanting ke tanah. Ia tak tahu harus apa lagi, detak jantungnya makin lama melemah, kakinya sudah mulai terasa dingin. Ia akan mati tak lama lagi.

“Selamat tinggal.” Sunggyu berjalan gontai melewati tubuh Woohyun yang terkapar.

DEG!

Sunggyu merasakan tiba-tiba jantungnya terasa sangat sakit di setiap detaknya. Sunggyu jatuh berlutut dan menekan dada kirinya. “Apa yang kau lakukan?”

Woohyun tersenyum, menunjukkan gigi yang sudah memerah karena darah. “Itulah efek samping dari semua tekhnikmu. Semakin banyak kau menggunakannya maka semakin kau menghancurkan tubuhmu. Hahahaha pada akhirnya kita akan mati bersama.”

“Si.. Sialan!” Bagaimana Woohyun  bisa tahu? Sunggyu sendiri bahkan tidak tahu ada efek samping semacam itu. Sunggyu terbatuk dan tersungkur ke tanah sambil meringis ke sakitan.

Woohyun tertawa untuk yang terakhir kalinya. Ia mulai merasakan nafasnya semakin berat dan kaki hingga pinggangnya sudah mati rasa. Ia akan menutup matanya sebentar lagi.

“Mianhae Hyerim..”

Airmata Woohyun menetes di tengah pengelihatannya yang sudah buram. Woohyun tak bisa kembali pada Hyerim, berulang kali yang terucap dalam hatinya hanya kata maaf. Maaf Woohyun tidak bisa bersama Hyerim ketika semua ini berakhir. Maaf Woohyun tidak bisa berada di sisi Hyerim ketika dunia Zwart sudah tiada.

“Kau harus memberi tahu jika kau memenangkan pertarungan ini. Buatlah sejenis suar ke langit, walaupun aku tidak akan datang untuk menolongmu tapi aku dapat merasa lega setidaknya, mengetahui bahwa kau masih hidup. Karena hanya aku satu-satunya orang yang pantas untuk membunuhmu.”(Read Book 7)

Woohyun teringat akan ucapan terakhir Sungyeol sebelum adik tirinya itu pergi bersama teman-temannya dengan membawa Hyerim. “Mi.. Mianhae Sungyeol.” Bisiknya.

Maafkan aku yang tidak bisa mewujudkan keinginanmu untuk membunuhku. Aku akan mati sebagai seorang pengecut. Aku akan mati sebagai kakak yang buruk. Maafkan aku.

Woohyun mengangkat dua jarinya ke angkasa. Dengan sisa kekuatannya ia menembakkan suar berwarna merah ke angkasa. Inilah hal terakhir yang dapat diperbuatnya. Membohongi Sungyeol, berpura-pura ia menang dalam pertarungan sehingga Sungyeol bisa merasa lega seperti katanya.

Kau dan Hyerim harus terus berlari tanpa mencemaskanku.

Kelopak matanya terasa sangat berat sampai-sampai ia sudah tidak bisa lagi menahannya. Ia menarik nafas dan menghembuskan nafasnya bersamaan dengan matanya yang tertutup. Ia tersenyum ketika semuanya sudah menghitam sempurna.

*****

Sungyeol menggelinjang tak karuan di tanah, merasakan punggungnya yang sangat pegal. Suzy memang tidak terlalu berat tapi tetap saja jika ia harus membawanya dalam perjalanan yang cukup jauh tentu punggungnya yang akan jadi korban.

“Payah, segitu saja sudah K.O.” Cibir Jinri yang sedang bersiap-siap untuk tidur. Hari ini mereka harus tidur lebih cepat karena mereka akan bergerak pada tengah malam yang gelap.

Sungyeol mendelik pada Jinri. “Coba saja kau yang ku suruh untuk menggendong Myungsoo. Mau tidak?”

Jinri melebarkan matanya. “Apa sih? Kalau Suzy marah bagaimana?” Bisiknya sambil melirik ke atas pohon dimana Suzy duduk dan terpejam. Suzy tidak mau turun sejak tadi, jadi Jinri membiarkannya. Jinri yang kelelahan hanya menghela nafas. Ia berbaring dengan posisi miring dan menjadikan dua tangan yang ditangkupkan sebagai bantal.

“Nah, akupun begitu. Kalau Myungsoo marah bagaimana?”  Sungyeol berguling menghadap Jinri dan menjadikan lengannya sebagai bantal.

Jinri bergeser mendekati Sungyeol agar omongannya tidak didengar oleh Myungsoo dan Ahyoung yang tidur di samping mereka. “Sssssshh.. mereka sedang bertengkar. Aku merasa tidak enak jika meminta Myungsoo untuk menggendongnya.”

“Merasa tidak enak bagaimana? Seharusnya kau merasa lebih tidak enak jika aku yang menggendongnya, kau tidak berpikir bagaimana perasaan Myungsoo? Dasar perempuan tidak mengerti apa-apa.” Cerocos Sungyeol.

Tiba-tiba tangan Jinri bergerak dan mencubit perut Sungyeol. “Ya! Para lelaki yang tidak mengerti perasaan perempuan.”

Sungyeol meringis nyeri. “Ternyata lelaki memang selalu salah di mata perempuan, ya. Kemari kau!” Sungyeol membalik badan Jinri secara cepat dan menarik pinggangnya. Semburat merah merona muncul di pipi Jinri ketika Sungyeol mendekap dan memeluknya dari belakang. Nafas lelaki itu terasa di lehernya, membuatnya merasa semakin panas. “.. Sebesar apapun ketidak pedulian seorang lelaki. Pasti ia masih menyimpan perhatian pada gadisnya. Myungsoo pasti merasa cemburu barusan. Aku sangat tahu tentang dirinya, bahkan lebih tahu daripada Suzy.” Bisiknya tepat di belakang telinga Jinri. “Sudahlah aku mau tidur.”

“Lepaskan aku Sungyeol.”

“Shiro~” Tolaknya manja. Jinri hanya tersenyum sambil memejamkan matanya, ia memang tak bisa menolak namja ini.

“SUUNGGYEEEOOLLL!! SUUNGYEEOOL!! IREONAAA!!” Teriak Hyerim yang tiba-tiba menarik kerah baju Sungyeol.

Pelukan Sungyeol terlepas akibat Hyerim yang menyeretnya. Sungyeol melepaskan cengkraman Hyerim dengan kasar dan melotot marah terhadapnya. “Ada apa sih hah?!” Bentaknya.

“Lihat! Lihat! Lihat!” Jinri menunjuk ke langit sambil melompat-lompat.

Sungyeol memicing ke arah langit. Ada sebuah Suar merah yang muncul di langit. Woohyun kah? Jadi ia selamat? Sungyeol yang menyuruhnya untuk menembakkan Suar ke langit jika ia selamat. Tanpa ia sadara, ia menghela nafas lega. Rasanya beban di dadanya berkurang satu. “Aku tahu ia pasti bisa. Sekarang lebih baik kau tidur supaya besok kau bisa bertemu Woohyun dengan wajah ceria riang dan gembira~” Ucap Sungyeol senang campur kesal karena momen bersama Jinri dirusak oleh manusia bernama Hyerim.

“Iya! Kau benar Lee Sungyeol. Aku akan tidur supaya besok aku terlihat cantik.” Hyerim melompat dan berbaring diantara Sungyeol dan Jinri.

Sungyeol melebarkan matanya. “Ya ya ya! Kenapa kau tidur disini? Pergi sana, masih banyak tempat yang luas.” Omel Sungyeol.

Hyerim tersenyum pada Jinri dan Sungyeol bergantian. “Hehehehehe.. Aku tidak bisa tidur sendirian. Aku suka tidur di posisi tengah-tengah seperti ini, terasa hangat.” Ia tersenyum sekali lagi. “Jaljayo.”

Sungyeol hanya bisa menghela nafas.

Myungsoo tersenyum diam-diam mendengar mereka yang begitu ribut, apapun yang terjadi ia benar-benar menyayangi teman-temannya. Sejak tadi ia memang tidak tidur, sepertinya ada sesuatu diotaknya yang menyebabkan ia tidak bisa terlelap. Senyumnya perlahan memudar ketika ia menatap wajah Ahyoung yang tertidur.

“.. Sebesar apapun ketidak pedulian seorang lelaki. Pasti ia masih menyimpan perhatian pada gadisnya..”

Perkataan Sungyeol terngiang di kepalanya. “Kau memang orang yang paling mengerti keadaanku, Sungyeol.” Ucapnya sangat perlahan. Kenapa ia harus merasa cemburu padahal ia sudah menolak Suzy berkali-kali. Benar atau tidak tapi otaknya selalu menyangkal kerinduan yang ia rasakan di hatinya. Kalau tidak kenapa tubuhnya selalu saja reflek melindungi Suzy? Ini pasti bukan perintah otaknya, ini perintah hatinya. Kalau benar ia sudah tak peduli lagi terhadap Suzy kenapa ia harus cemburu ketika Sungyeol menggendongnya? Ia benar-benar bingung dengan perasaannya.

Myungsoo kembali memperhatikan Ahyoung. Tidak, ia tak boleh goyah. Ia harus melindungi Ahyoung, ini sudah janjinya sejak dulu. Cepat atau lambat perasaannya terhadap Suzy akan hilang dan lenyap seiring berjalannya waktu.

Tiba-tiba Ahyoung membuka matanya. “Kau belum tidur, Oppa?”

Myungsoo terperanjat dari lamunannya. “Ah, iya aku tidak bisa tidur. Kau sendiri kenapa terbangun? Ayo tidur lagi.”

Ahyoung terkehkeh pelan. “Oppa pasti sedang memikirkan sesuatu.”

Myungsoo hanya membalasnya dengan senyuman.

“Oppa sebaiknya istirahat.” Ahyoung mengulurkan tangannya dan menaruhnya di pipi Myungsoo. Bagai sebuah sihir, saat telapak tangan Ahyoung menyentuh permukaan kulit Myungsoo. Perlahan Myungsoo merasa mengantuk, pandangannya berkunang-kunang dan matanya tertutup. Myungsoo terlelap seketika.

Ahyoung menghela nafas. Ia bergeser perlahan, setelah memastikan semuanya terlelap barulah ia beranjak dan berjalan ke belakang salah satu pohon yang berada searah barat daya.

“Bagaimana bisa kau menemukanku?”

Seorang lelaki dengan jubah hitamnya keluar dari balik pohon. Tangannya terlipat di depan dada, senyuman khasnya yang menunjukkan jelas bahwa ia orang jahat terpampang di wajahnya yang tampan. “Sudah kubilang aku akan menemukanmu kan, sayang?” Ucapnya sambil memiringkan kepala. Lelaki tampan yang diketahui namanya adalah Lee Howon.

Ahyoung menghela nafas. “Lalu apa? Kau akan mengajakku pulang?”

Howon mendekati Ahyoung dan membelai rambutnya. “Tentu saja Tiffany sayang.” Seringaian jahat mengembang. Lalu ia melirik pada Myungsoo yang terlelap. “Bagus sekali, kau membawakan Myungsoo untukku.” Howon melepas belaiannya dan berjalan mendekati Myungsoo.

“Jangan kau dekati dia!”

Tiba-tiba kepala Howon terasa seperti disengat listrik sehingga ia terhuyung kembali dan tidak jadi mendekati Myungsoo. Howon menoleh dan menatap tajam Ahyoung/Tiffany. “Kau sudah berani melakukan ini padaku?” Howon tersenyum sinis. “Kau melindunginya?”

Ahyoung gugup dan takut seketika. “Bukan.. bukan itu maksudku.”

Howon memicing padanya. “Aku mengerti.” Ucapnya terakhir kali lebih seperti nada amarah. Ia mengibaskan jubahnya dan menghilang bagaikan sulap.

Ahyoung memijat pelipisnya. Howon memang tak pernah berhenti membuatnya pusing. Ahyoung hanya bisa berjalan gontai dan kembali tidur di samping Myungsoo.

Sementara itu ternyata Howon tidak benar-benar menghilang, ia hanya berpindah tempat ke atas pohon tempat dimana seorang perempuan yang sejak tadi memperhatikan percakapan mereka. Howon tersenyum pada Suzy, “Jika boleh, aku ingin memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Aku Lee Howon, pencipta Zwart. Kau boleh memanggilku tuan jika mau.”

Suzy hanya menatap Howon sinis tanpa rasa takut. “Aku sudah tahu siapa kau.”

“Begitu ya, aku juga sudah tahu siapa kau.” Howon berjongkok di hadapan Suzy dan menatapnya lekat. “Si Iblis terakhir.” Bisiknya.

Suzy memalingkan wajahnya. “Jangan sebut itu. Aku akan sangat kesal.”

Howon menjauhkan wajahnya dan mengangguk. “Menarik.”

Suzy melirik Howon dengan sinis.

“Tanpa kalian ketahui aku selalu memperhatikan gerak-gerik kalian heh.” Howon menarik rahang Suzy agar wajahnya menghadapnya. “Disini ada seorang Iblis yang tersakiti. Seorang Iblis yang dibuang, dihempaskan, tak dipedulikan oleh seorang Angel. Miris ya.” Howon berdecak tiga kali.

“Jangan banyak omong.” Ketus Suzy.

“Kenapa bisa posisi kalian terbalik seperti itu? Seharusnya Angel-lah yang berbaik hati pada Iblis, tapi kenapa malah sebaliknya. Lihatlah dirimu, kau begitu menakjubkan. Kekuatan absolut yang indah. Kenapa harus jatuh hanya karena Angel?”

“….”

“Dengarlah, kau punya banyak kesamaan denganku. Dibuang oleh seseorang yang kau cintai, dihianati. Myungsoo mengianatimu bukan? Ia sekarang lebih mencintai Ahyoung yang ternyata adalah kekasihku Tiffany. Kau pasti merasakan sakitnya tamparan kenyataan itu.”

Suzy masih tak bergeming mendengar pernyataan Howon.

“Ikutlah denganku Bae Suzy, aku tidak akan menyakitimu seperti yang Myungsoo lakukan. Aku akan memperlakukanmu sebagai satu-satunya orang yang kupuja. Jika kau ikut denganku, kau tidak perlu lagi memikirkan Myungsoo. Kau akan aman berada di sebuah kastil bersamaku. Kau tak perlu lagi memikirkan nasibmu, kau tidak akan kujadikan sandera seperti Krystal.” Howon menyeringai. Ia mengulurkan tangannya dan tersenyum manis pada Suzy. “Ayo.”

Rasanya benteng pertahanan Suzy akan hancur sebentar lagi, tapi ia masih ragu dengan tawaran Howon. “Tapi…”

“Kau tidak usah memikirkan Myungsoo, ada Tiffany yang akan melindunginya. Ia bahkan berani menyerangku ketika barusan aku mencoba mendekati Myungsoo.”

Jadi, Ahyoung/Tiffany sepertinya memang menyukai Myungsoo. Jadi, posisi Suzy sekarang sudah tergantikan dengannya? Benar, untuk apa ia memikirkan Myungsoo. Untuk apa ia harus bersedih seperti ini? Ia harus sadar, ia adalah seorang Iblis. Seorang Iblis yang seharusnya ditakuti dan diagungkan. Akhirnya benteng pertahanannya pun runtuh.

“Baiklah.”

Suzy mengangkat tangannya, perlahan ia menyentuh telapak tangan Howon yang sejak tadi bersabar menunggunya. Howon tersenyum, ia menggenggam tangan Suzy dan menghilang seketika. Membawa Suzy pergi dari sana.

.

.

.

Saat Myungsoo membuka mata. Ia hanya bisa mematung diam. Seluruh pandangannya serasa melambat, melihat teman-temannya yang berlalu-lalang panik. Seluruh suara yang ia dengar berdengung tak karuan. Dadanya benar-benar berat untuk bernafas. Detak jantungnya pun kala itu sudah tak dirasakannya lagi. Ia tak bisa mendengar, tak bisa melihat dan tak bisa bernafas.

Sekarang ia menyadari, ia memang orang paling bersalah sedunia. Ia pantas dijatuhi hukuman saat itu juga. Ia akan terima apapun hukuman yang diberikan bahkan hukuman mati sekalipun. Matanya memanas, meremang namun tak kunjung mengeluarkan airmata sekalipun. Ini semua karena belahan jiwanya telah pergi..

Bae Suzy telah pergi dari hidupnya.

TBC…..

[FANFICTION] ZWART (Book 7 “Past that Comes Back”)

zwart

Tittle : ZWART (Book 7 “Past that Comes Back”)

Main Cast : 1. Kim Myungsoo (INFINITE)

       2. Bae Suzy (Miss A)

           Other : Lee Sungyeol (INFINITE),Choi Jinri (fx), Kim Ahyoung (Girl’s Day), Jang Dongwoo (INFINITE), Hwang Tiffany (Girls Generation), Lee Howon (INFINITE), Kim Sunggyu (INFINITE), Nam Woohyun (INFINITE), Jung Hyerim (A-pink), Jung Soojung (fx)

Genre : Romance, Friendship, Fantasy, Action, Adventure

Author : LAWLIET

Type : Chaptered

Rating : PG-15

Continue reading